Kamis, 15 November 2012

Cinderella Vs Realita

Pernah tidak sih suatu hari kita membayangkan hidup kita berasa di sinetron, boleh kaya Putri yang Ditukar, Cinta Fitri, Tersanjung dan blehh blehh blehh.. Dengan kehidupan yang begitu intrik banget. Terkadang kalo kita sedang dalam keadaan yang sangat kita benci, kita berangan-angan ingin hidup seperti Cinderella. Memiliki ibu tiri yanga jahat lalu bertemu dengan pangeran yang super ganteng, kaya, anak tunggal pula, sholeh, alim *lho?* haha.. Tapi itu hanya dongeng belaka walaupun mungkin di kehidupan nyata kita menemui segelintir orang yang hidup seperti itu.

Contohnya aku, aku hidup dari pasangan bahagia yang bekerja menjadi PNS, memiliki satu kakak dan tidak ada adik alias aku adalah anak terakhir. Aku cukup beruntung karena biasanya anak terakhir selalu dimanjakan oleh orang tuanya. Kami hidup dengan cukup bahagia, dan alhamdulillah keluarga kami mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai pergurungan tinggi. Tapi, here we go! Sudah hidup cukup mapan, dimanja orang tua, tapi dasarnya manusia adalah makhluk yang sedikit rasa syukurnya sama Tuhan. Ya sudah, aku membayangkan hidup seperti Cinderella ataupun sinetron yang sering ditayangkan di televisi. Ini bermula karena aku kurang bersyukur dikasih orang tua yang cukup baik. 16 tahun sudah aku hidup dengan mereka tapi terkadang aku suka iri dengan anak-anak yang dekat dengan orang tua, bisa cerita ini itu. Sedangkan aku biasanya sungkan cerita terhadap beliau, membicarakan anak laki-laki saja serasa tabu.

Akhir-akhir ini aku sedang demam Korea, yang mana aku merasa membayangkan bahwa aku memiliki orang tua di Korea dan aku bertemu dengan mereka lalu dibawa ke Korea dan selanjutnya.. selanjutnya.. Tapi, ini semua hanya imajinasi, sangat sebuah dongeng belaka dan sinetron sekali. Aku harus sadar bahwa aku terlahir dari rahim ibuku yang sekarang. Tidak dapat dipungkiri karena mereka memiliki fotoku saat bayi. Hahaha..Aku kurang bersyukur memiliki ibu yang baik walaupun aku merasa susah untuk berbicara hal-hal private. Aku harus menyadari bahwa masih banyak orang yang kurang beruntung sepertiku. Hidup kurang mampu, tidak memiliki orang tua, tidak dapat bersekolah dan lain-lainnya.

Seorang peng-'andai-andai' hidup seperti Cinderella bukan cuma aku saja tapi mungkin bahkan orang seluruh dunia juga. Manusia hanya bisa mengeluh dan berandai-andai.

Andaikan hidupku seperti ini.. seperti itu..

Ohh.. alangkah indahnya dann blah..blahh... blaahh

Itulah manusia, hidup di dunia dengan kodrat tidak pernah puas dan tidak pernah bisa bersyukur atas apa yang mereka punya. 

Aku ingat sepatah dua patah kata sebuah quote di sebuah drama Korea:

They said that in this world there are two kinds of happiness. One is the kind happiness that you only realize after the moment passes. The other is a happiness you feel at that every moment. That happiness that you feel at that every moment is so precious, they said that the memories of this kind of happiness can stay with you and enlighten your life. -Dream High-


1 komentar: